berbagi informasi seputar kolong beratapkan langit

Wednesday, April 22, 2020

PENAKAR HUJAN

Curah hujan adalah salah satu parameter cuaca yang datanya sangat penting diperoleh baik untuk kepentingan BMKG dan masyarakat. Hujan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, oleh karena itu kualitas data curah hujan yang dihasilkan haruslah bermutu dan memiliki keakuratan yang tinggi. 


Curah Hujan (satuan dalam milimeter atau mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter. Terdapat beberapa jenis alat pengukur hujan, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penakar Curah Hujan tipe Observatorium


Penakar Hujan Manual ini lebih dikenal dengan dengan nama Penakar Hujan Observatorium (OBS), sedang di kalangan pertanian dan pengairan biasa disebut ombrometer. Sebuah alat yang digunakan untuk menakar atau mengukur hujan harian. Sebuah penakar hujan Obsevatorium mewakili luasan area datar sampai radius 5 km.

2. Penakar Curah Hujan tipe Hellman


Alat ini merupakan penakar hujan otomatis dengan sistem recording pias. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.

Ketika air hujan terukur setinggi 10 mm, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem selang air), air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan keluarnya air, tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Jika hujan masih terus-menerus turun, maka pelampung akan naik kembali dan siap mengukur lagi. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung garis-garis vertikal pada pias.

3. Penakar Curah Hujan tipe Tipping Bucket


Merupakan penakar hujan otomatis menggunakan prinsip menampung air hujan pada bejana yang berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm adalah tinggi hujan yang terjadi. Umunya, penakat hujan tipe Tipping Bucket terpasang dalam peralatan otomatis Automatic Weather Observing System (AWOS) dan Automatic Weather Station (AWS).

Dalam operasional pengamatan cuaca, semua peralatan diatas dapat digunakan secara paralel. Penakar hujan baik yang manual dan otomatis digunakan secara bersinergi. Apabila ada penakar yang tidak dapat beroperasi dengan baik maka peralatan manual akan digunakan. Sehingga data curah hujan yang diperoleh berkualitas dan akurat. 

Share:

0 komentar:

Post a Comment