Satelit cuaca (satelit meteorologi) adalah sejenis satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi cuaca dan iklim bumi. Interpretasi citra satelit adalah pembelajaran/studi tentang atmosfer bumi dan lautan manggunakan data yang diperoleh dari perangkat penginderaan jauh berupa satelit onboard yang mengorbit bumi. Remote sensing ≠ pengamatan lansung, Sistem penginderaan jauh disusun berdasarkan sumber energy, interaksi dengan atmosfer, snsor sebagai alat yang mendeteksi informasi, dan objek yang menjadi sasaran pengamatan.
Jenis remote sensing
berdasarkan komponen sumber energi
a) Active
remote sensing à REM dibangkitkn
dari sumber energy buatan sehingga tidak mengandalkan sumber energy dari alam
dan tidak terpengatuh kondisi alam, seperti pergantian siang dan malam.
Kelebihan sensor aktif adalah kemampuannya untuk mendapatkan pengukuran kapan
saja, terlepas dari waktu hari atau musim. Active remote sensing menggunakan
sensor aktif.
b) Pasif
remote sensing à sistem
penginderaan jauh yang sumber energy utamanya berasal dari matahari (alam),
sehingga kondisi alam sangat mempengaruhi REM yang dipancarkan, seperti
mendung, hujan, malam hari, dsb. Pasif remote sensing menggunakan sensor pasif.
Jenis sensor pada satelit
a) Active sensors (measuring rainfall,
atmospheric cross section, sea level altimetry and sea state, etc) à TRMM Precipitation RADAR, Synthetic Aperture RADAR, CALYPSO CALIOP (LIDAR)
b) Sensor
pasif terdiri dari:
- Passive visible à infrared and microwave imaging systems (atmosphere, cloud, land, and sea
surface properties)
- Passive infrared and microwave atmospheric
sounding systems (vertical temperature and moisture profiles) à NOAA-15, TOVS, AMSU (temp profiles); Aqua/Terra MODIS, AIRS (water vapor)
Alasan pentingnya menggunakan
satelit cuaca
1.
Cover area yang luas dimana tidak adanya
stasiun pengamat cuaca (di lautan luas)
2.
Wilayah Indonesia variasinya sangat tinggi
baik terhadap ruang dan waktu
3.
Kelebihan satelit daripada radar:
- Cover satelit lebih luas daripada radar
- Dapat mendeteksi fase awal pembentukan
awan atau proses konveksi (terbentuk butiran awan), karena radar baru bias
mendeteksi setelah kondensasi (terbentuk butiran air)
- Resolusi waktu yang lebih bagus
(Himawari-8 resolusi waktu = 10 menit)
Jenis-jenis satelit
cuaca
1. Geostasioner
- Mengorbit bumi setinggi 36000an km pada
posisi yang tetap
- Cover wilayah yang lebih luas
- Data realtime à memungkinkan fct utk memonitor proses dari sistem cuaca yg besar seperti
fronts, storms dan hurricane. Arah dan kecepatan angin jg bias diperkirakan
berdasarkan monitoring pergerakan awan.
- Resolusi waktu = 10 menit, 1 hari bisa
menghasilkan 70 data (2 data fase istirahat) untuk 1 wilayah yang sama
2. Polar
- Berputar arah Utara-Selatan bumi (hampir
paralel dgn garis meridian bumi)
- Mengorbit bumi setinggi 6000an km
- Cover wilayah lebih kecil, tapi resolusi
spasialnya lebih detail
- 1 hari hanya menghasilkan 2 data untuk
satu wilayah yang sama
Perkembangan
Teknologi Satelit
· 1946 à roket dan kamera
· 1957 à sputnik
· 1959 à satelit
meteorology pertama
-
Diluncurkan pada tanggal 13 Oktober 1959
dengan wahana Explorer VII
-
Radiometer yang digunakan bertujuan
mengukur kesetimbangan panas bumi
-
Pengembang: Verner Edward Suomi (Univ of
Wisconsin-Madison)
· 1960 à satelit cuaca
murni pertama à
TIROS-1, diluncurkan 1 April 1960
· 1965 à satelit polar
· 1978 à NOAA series à
jenis satelit geostationer
· 1975 à GOES series
· 1977 à GMS
(Geostationary Meteorological Satellite) series
· 2005 à MTSAT
(Multi-functional Transport Satellite) series
· 2015 à Himawari series,
menggunakan sensor AHI (Advanced Himawari Imager)
Perbedaan
resolusi MTSAT dan Himawari
1) MTSAT à Vis = 1 km; IR =
4 km, update fulldisk data tiap 30 menit; Vis 1 band + IR 4 band = total 5
bands
2) Himawari à Vis = 0,5 km; IR = 2 km, update fulldisk data tiap 10 menit; Vis 3 band + NIR 3
band + IR 10 band = total 16 bands, dengan pembagian band:
-
B1 à 0,47 mikrometer à Blue
-
B2 à 0,51 mikrometer à Green
-
B3 à 0,64 mikrometer à Red dan Vis
-
B4 s/d B6 à NIR
-
B7 à 3,9 mikrometer à IR4 (atm windows)
-
B8 s/ B10 à Water Vapor
-
B11 à SO2
-
B12 à O3
-
B13 à 10,4 mikrometer à IR1
(atm windows)
-
B15 à 12,4 mikrometer à IR2 (atm windows)
-
B16 à CO2
Apa
itu GMSLPD?
·
Software yang dikembangkan oleh SMC JMA
untuk menganalisa citra satelit
·
Merupakan salah satu versi SATAID (GMSLPW,
GMSLPD dan GMSLPC)
·
Kelebihan:
-
Dapat memproses data secara cepat
-
Dapat mengoverlay citra satelit dengan
citra lainnya, seperti NWP, sinop, metar, radar
-
Menampilkan animasi citra sehingga
mengetahui perubahan fisis awan terhadap waktu
Basic of Satellite
Observation and Band Charecteristic
1. Skema
Citra Visible (data gambar tampak)
- Hanya menangkap REFLEKTIVITAS (umunya
GELOMBANG PENDEK) dari suatu objek
- Prinsip kerjanya hampir sama dengan mata
yang menangkap pantulan sinaran dari benda yang dilihat, oleh karena itu citra
visible tdk bisa digunakan pada malam hari.
- Menggunakan panjang gelombang pantul 6
mikrometer
- Pembedaan awan/benda yang diamati
didasarkan pada banyak atau sedikitnya
albedo yang ditangkap satelit. Setiap benda, termasuk jenis-jenis awan,
memiliki albedo yang besarnya berbeda-beda. Perbedaan ini karena jenis
permukaan dan struktur yang berbeda-beda. Benda/awan yang paling banyak
albedonya tampak paling putih, dan sebaliknya. Awan Cb (albedo terbesar, 92%)
dan Cumulus di cuaca cerah di atas permukan daratan (albedo terkecil, 29%) akan
tampak jelas berbeda.
- Semakin putih warnanya, awan tsb semakin
tebal
- Digunakan untuk melihat tipis/tebal dan
tinggi/rendah puncak awan
- Awan tebal à berwarna putih à karena
reflektansi tinggi
- Awan tinggi akan berwarna putih karena
mengandung es. Es dapat merefleksikan dengan baik seperti kaca à terkait albedo.
2.
Skema
Inframerah (Infrared atau IR) à atm window
- Prinsip dasarnyaà satelit menerima radiasi yang DIEMISIKAN (umumnya GELOMBANG PANJANG) oleh semua
objek (objek menerima panas, kalua panas sudah memenuhi Hukum Kesetimbangan
kemudian panas dikeluarkan kembali). Semua objek yang memiliki suhu (T) > 0
K akan mengeluarkan emisi
- Diperoleh dengan cara merekam sinaran
inframerah yang dipancarkan benda (awan) dengan menggunakan radiometer. Sinaran
pancaran ini karena benda tsb telah menyerap sebagian sinaran matahari yang
jatuh pada benda tsb. Nilai inframerah yang dipancarkan menggambarkan suhu
benda tsb
- Menggunakan panjang gelombang pantul sekitar
10,5 s/d 12,5 mikrometer
- Perbedaan warna pada citra visible
menggambarkan perbedaan daya pantul, sedangkan pada infrared menggambarkan
perbedaan suhu benda
- Digunakan untuk mengetahui tinggi/rendah
dan suhu pucak awan
- Makin rendah suhunnya, warna foto awan
akan semakin putih. Suhu puncak awan juga menggambarkan tinggi puncak awan tsb
- Ada 3 jenis, yaitu:
a)
Near Infrared
b)
Thermal Infrered
c)
Far Infrared
3.
Skema Water Vapour (WV)
- Merupakan jenis absorbtion band
- Warna putih à menunjukkan
banyak uap air
Warna
hitam à menunjukkan wilayah kering
- Dapat digunakan untuk mendeteksi front
- Prinsip kerja à menangkap radiasi oleh uap air
Bagaimana sistem kerja
satelit?
matahari
menyinari bumi à bumi panas, sinar matahari ada yang
diserap dan ada yang diemisikan kembali à radiasi gelombang
panjang, mudah diatenuasi oleh partikel di atmosfer, seperti awan, butir air,
dll à radiasi gelombang panjang berkurang à ditangkap satelit
Data yang diterima
satelit
1. Level 0 Rawdata
-
Panas yang diterima sensor
-
Satuan voltage à energy joule à bright temp (kecerahan)
2. Level 1A à koreksi radiometrik
-
Memastikan keseimbangan energi matahari
dan bumi terpenuhi
3. Level 1B à koreksi geometrik
-
Memastikan data yang diterima satelit
benar dari wilayah yang memancarkan panas
-
Produk dasar, yaitu hasil koreksi
geometrik, diantaranya:
·
B01, B02, B03 à visible
·
B04 s/d B16 à infrared
4. Level 2 àproduk turunan
atau olahan dari produk dasar, seperti SST, awan Cb, fog, smoke, dll
Bagaimana pemanfaatan
satelit (penginderaan jauh)?
1. Manfaat dalam bidang kelautan à disebut Seasat atau MOS.
-
Untuk mengamati sifat fisis air laut
-
Untuk mengamati pasang surut air laut dan
gelombang laut
-
Sebagai pemetaan perubahan panai, abrasi,
sendimentasi, dll
2. Manfaat dalam bidang hidrologi à disebut Landsat dan SPOT.
-
Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan
konservasi sungai
-
Pemetaan sungai dan studi mengenai sendimentasi
sungai
-
Pemanfaatan luas daerah dan intensitasi
banjir
3. Manfaat dalam bidang geologi
-
Menentukan struktur geologi dan berbagai
macamnya
-
Pemantauan daerah bencana dan pemantauan
debu vulkanik
-
Pemantauan distribusi sumber daya alam
-
Pemantauan pencemaran laut dan lapisan
minyak di laut
-
Pemanfaatan di bidang pertahanan dan
militer
4. Manfaat dalam bidang meteorologi dan
klimatologi
- Membantu analisis cuaca dengan menentukan
daerah Low, High, derah hujan, badai siklon, dll
- Mengetahui sistem atau pola angin
permukaan
- Pemodelan meteorology dan data klimatologi
- Untuk pengamatan iklim suatu daerah
melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara
5. Manfaat dalam bidang oseanografi
-
Pengamatan terhadap sifat fisis air,
seperti suhu, warna, kadar garam, arus laut, dll.
-
Pengamatan pasang surut dengan gelombang
laut (tinggi, frekuensi, arah)
-
Mencari distribusi suhu permukaan
-
Studi perubahan pasir pantai akibat adanya
erosi dan sendimentasi
Referensi:
Catatan Kuliah Interpretasi Citra Satelit STMKG
0 komentar:
Post a Comment